1. Prof. Dr.-Ing. H. BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE, FREng. (ILMUWAN JENIUS BIDANG PENERBANGAN)
Bj-Habibie (Image source: google image) |
2. YOGI AHMAD ERLANGGA (ILMUWAN AHLI MATEMATIKA PEMECAH RUMUS HEMLHOLTZ)
ilustrasi |
3. Ir. ADI RAHMAN ADIWOSO, M.Sc. (ILMUWAN INDONESIA PENCETUS AERONAUTIKA)
Sosok lelaki bernama Ir. Adi Rahman Adiwoso, M.Sc. merupakan ilmuan asal Indonesia yang sangat berjasa dalam bidang Aeronautika. Lelaki kelahiran 26 Juli 1953 di Yogyakarta ini merupakan lulusan perguruan tinggi di Bachelor of Science dari Universitas Purdue, Amerika Serikat (tahun 1975) dan Master of Science Bidang Aeronautika dan Astronautika, Institut Teknologi California, Amerika Serikat. Setelah itu beliau magang di bagian perakitan satelit Hughes Aircraft, salah satu kontraktor pertahanan internasional terbesar yang basisnya ada di California. Setelah 8 tahun magang, Adiwoso pulang ke tanah air dan mulai melahirkan penemuan-penemuan baru, terutama dalam bidang Aaeronautika. Beliau menemukan Alat telekomunikasi bebas blank spot dan hemat tempat berkat ide memasang satelit telekomunikasi di orbit geostationer.
gambar: ilustrasi |
Dengan hasil temuannya memungkinkan komunikasi handphone mampu dilakukan di mana saja, walaupun jaringan kabel belum menjangkau dan telepon seluler kehilangan sinyal. Di lintasan imajiner yang letaknya 36.000 km di atas permukaan bumi itulah, Adi menempatkan satelit Garuda 1. Satelit gagasannya itu berbobot 4,5 ton yang dilengkapi dua antena payung kembar selebar 12 meter dan mampu menjangkau sepertiga kawasan dunia. Karena ukurannya cukup besar, intensitas pancaran sinyalnya juga cukup besar. Dan kabarnya , peluncuran satelit sipil terbesar di dunia pada Februari 2000 itu mengejutkan operator telepon satelit dunia. Karena seluruh satelit telekomunikasi dunia diluncurkan di orbit rendah (600 – 1.000 km) dan menengah (7.000 – 10.000 km).
4. Prof. Dr. KHOIRUL ANWAR (ILMUWAN INDONESIA PENEMU JARINGAN 4G)
Di era serba digital seperti sekarang ini siapa yang tidak tahu jaringan internet fourth generation technology atau yang lebih dikenal dengan nama 4G. Hampir semua smartphone atau provider jasa telekomunikasi berlomba-lomba menggunakan jaringan ini. Tapi tahukah teman ternyata ada nama ilmuan Indonesia dalam tenarnya teknologi 4G tersebut. Beliau adalah Prof. Dr. Khoirul Anwar sang penemu teknologi 4G yang kita kenal sekarang ini. Prof. Dr. Khoirul Anwar adalah lulusan dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung dengan cum laude di tahun 2000. Meraih gelar master dan doktor dari Nara Institute of Science and Technology (NAIST) pada tahun 2005 dan 2008. Ia menerima IEEE Best Student Paper award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, California, USA.
Baru-baru ini beliau juga mematenkan temuannya dalam basis sistem telekomunikasi 4G OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Menurutnya penemuan terbarunya tersebut berfungsi dalam mengurangi daya transmisi pada sistem multicarrier seperti Orthogonal Frequency-division Multiplexing (OFDM) dan Multi-carrier Code Division Multiple Access (MC-CDMA). Sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM yang ia temukan kini digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah dijajaki oleh raksasa telekomunikasi China, Huawei Technology.
5. Doktor Rer. Nat. EVVY KARTINI (ILMUWAN NUKLIR TERBAIK DI INDONESIA)
Di Indonesia teknologi nuklir nampaknya masih menjadi sesuatu yang awam. Namun ternyata ada sosok anak bangsa yang sangat ahli dalam bidang tersebut dan tentunya sudah diakui dunia internasional. Sosok Doktor rer. Nat. (rerum Naturalium) Evvy Kartini mungkin masih terdengar asing di telinga teman semua. Namun wanita satu ini sangat terkenal di dunia pernukliran internasional. Ilmuan jenius yang sangat membanggakan Indonesia ini merupakan salah satu dari sepuluh ahli Fisikawan terutama di bidang pengembangan nuklir terbaik dunia. Di kalangan internasional, Evvy memiliki reputasi terhormat. Ia dikenal sebagai ilmuwan penemu penghantar listrik berbahan gelas dengan teknik hamburan netron. Penemuannya itu berhasil dicetuskan ketika Evyy magang di Hahn Meitner Institute (HMI) di Berlin, Jerman, 1990. Evvy dibimbing ahli hamburan neutron Prof. Dr. Ferenc. Tahun 1996, melalui kolaborasinya dengan Ilmuwan Kanada. Sejak saat itu, Evvy kembali menemukan hal baru, yaitu adanya puncak Boson pada saat energi rendah. Temuan itu dipresentasikannya pada 600 peserta konferensi hamburan netron Eropa I/ECNS di Interlaken, Swiss. Hingga pada akhirnya , temuannya itu menghantarkan nama Evvy tercatat dalam jurnal internasional, Canadian Journal of Physics (1995), Physical Review B (1995), dan Physica B (1997).